Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Disebut Guru yang Baik oleh Siswa, Haruskah kita Senang?

Kata 'Baik' secara bahasa memiliki arti = tidak ada cela. Jika dicermati, kata Baik ini tentu bersifat umum. Oleh karena itu, baik bersifat subjektif, tergantung orang yang menilai.

Jika dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari di sekolah, guru bisa dianggap dan disebut baik oleh siswa yang menganggapnya baik pula. Misalnya, seorang siswa menganggap guru A baik sedangkan guru B tidak. Apa yang menjadi acuan siswa tersebut menganggap guru A baik? Tentunya anggapan itu muncul dari penilaian siswa terhadap guru A yang memiliki kriteria 'baik' berdasarkan persepsinya.

Kita juga bisa disebut/dianggap guru yang baik oleh siswa tertentu, jika kita memiliki kriteria baik di mata siswa tersebut.

Misalnya: seorang siswa menganggap bahwa guru yang baik itu memberikan uang jajan kepadanya, atau tidak pernah memberikan tugas; jika kita memenuhi kriteria itu maka akan disebut baik oleh siswa demikian. Itu tidak bisa disalahkan karena baik itu bersifat subjektif.

Lalu...
Apakah kita harus senang jika dianggap sebagai guru yang baik oleh siswa?

Bisa boleh, bisa juga tidak. Tergantung apa yang mendasari kita dianggap baik sehingga siswa menyebut kita demikian. Jika siswa menganggap, kemudian menyebut kita baik karena rajin masuk ke kelas, it's OK, kita bisa senang jika demikian.

Tapi...
Jika kita dianggap baik karena tidak pernah memberikan tugas, itu bahaya. Dan kita perlu mengubah persepsi itu dari pikiran mereka dengan mulai mengubah perilaku kita atas hal itu.

Mari kita mulai menjadi guru baik yang muncul dari persepsi yang baik pula. Dengan demikian, batin kita (guru) mungkin akan senang ketika ada siswa menyebut kita baik karena persepsi mereka tentang baik itu memiliki dasar yang benar.

Tetap semangat dalam mendidik dan mencerdaskan kehidupan bangsa, demi membangun generasi yang berkualitas.

Posting Komentar untuk "Disebut Guru yang Baik oleh Siswa, Haruskah kita Senang?"